SEKOLAH
DAMBAANKU
Berbicara tentang Sekolah
Dambaan, seperti apa sih Sekolah yang menjadi dambaan setiap siswa-siswinya?
Pastinya Sekolah yang di
dambakan setiap siswa dan siswi yaitu sekolah yang membuat siswa-siswinya nyaman
untuk menambah dan menggali ilmu di sekolah sehingga siswa maupun siswi
bersemangat untuk pergi menuntut ilmu di sekolah.
Sekolah yang saya dambakan
yaitu sekolah yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Guru yang komunikatif dan interaktif
Yang dimaksud guru yang
komunikatif dan interaktif adalah guru yang bisa menyampaikan pelajaran dengan
mudah dipahami oleh siswa, serta cara mengajar guru tersebut nyaman bagi siswa,
seperti guru tersebut menggunakan teknik pembelajaran yang menimbulkan motivasi
peserta didik, yaitu memacu keingintahuan peserta didik untuk membedah
masalah-masalah seputar lingkungan sosial dan membangun opini pribadi terhadap
masalah-masalah tersebut.
Guru juga tidak ‘menggurui’ siswa,
tetapi sebagai pelajar atau fasilitator sehingga dapat menumbuhkan peran aktif
para siswanya untuk memahami pelajaran.
Guru juga menyampaikan pesan
pembelajaran dengan media yang interaktif, atraktif, dan kreatif seperti
menggunakan media gambar, foto, film, atau slide OHP. Dan yang paling penting
guru harus dapat membuat siswanya memahami ‘untuk
apa adanya pelajaran dan pembelajaran di sekolah’ dengan cara membuka
wawasan dan menceritakan pengalaman yang berkaitan dengan pembelajaran dan tak
lupa mengkaitkan pelajaran tersebut dengan spritual kehidupan sehingga siswa
dapat berpikir maju untuk merancang masa
depan. Itulah guru yang saya dambakan.
2. Fasilitas dan lingkungan sekolah
Untuk fasilitas dan lingkungan sekolah, saya ingin sekolah yang mempunyai :
1) Kelas yang bersih dan nyaman, meja yang rata sehingga apabila ulangan siswa
tidak perlu membawa papan ulangan. Setiap siswa satu meja dan satu kursi
sehingga menghindari adanya upaya contek-menyontek apabila diadakannya ulangan
di kelas, serta setiap kelas minimal 30 siswa sehingga ketika proses
pembelajaran siswa maupun guru dapat fokus.
2) Perpustakaan yang lengkap, minimal setiap minggunya ada buku baru sehingga
siswa dapat memacu pengetahuan bacanya. Tempat baca nyaman serta rak-rak buku
tersusun rapih sehingga siswa mudah untuk mencari buku yang dibutuhkan.
Sirkulasi peminjaman buku teratur, menggunakan kartu peminjam perpustakaan. Dan
adanya hadiah atau appresiasi bagi siswa yang sangat sering meminjam buku di
perpustakaan.
3) Toilet sekolah selalu ada air dan bersih serta tidak bau karena toilet
bersih mencerminkan sekolah yang bersih.
4) Kantin yang luas,
nyaman dan bersih serta adanya jajanan yang bergizi tetapi juga harga standar
untuk para siswa.
5) Laboratorium yang lengkap seperti adanya laboratorium komputer, laboratorium bahasa,
laboratorium IPA. Fasilitas laboratorium pun lengkap dan memadai untuk praktek.
6) Ruang fotokopi, sehingga siswa lebih mudah mengerjakan tugas yang ada hubungannya
dengan menjilid dan tak perlu keliling komplek mencari tempat fotokopi.
7) Masjid yang dirawat
dan diatur oleh eskul Forkis (Forum Komunikasi Islam) dan Air wudhu selalu ada,
sebagai tempat beribadah para siswa.
8) Ruang Eskul bagi setiap ekstrakulikuler.
3. Hubungan guru dan
orang tua
Siswa dapat berhasil dalam belajar
apabila mendapat dukungan dari guru khususnya orang tua. Hubungan guru dan
orang tua sangat berperan penting dalam proses pembelajaran bagi siswa. Guru
dan orang tua harus bekerja sama dalam membangun motivasi belajar siswa baik di
sekolah maupun di rumah. Oleh karena itu hubungan guru dan orang tua harus
terjalin dengan baik.
4. Mata pelajaran
Kurikulum di indonesia termasuk kurikulum yang buruk. Mengapa? Karena
dengan adanya kurikulum yang di berlakukan sekarang membuat peserta didik
pusing dan terbebani dengan adanya kurikulum yang mengikat para siswanya untuk
mencapai standar nilai yang memaksa siswa ‘mengejar
nilai’ bukannya ‘mencari ilmu’.
Kurikulum yang saya inginkan adalah kurikulum dengan mata pelajaran yang di
sesuaikan dengan cita-cita siswanya, seperti pelajaran yang bukan hanya
membahas materi saja tetapi juga pengaruh terhadap dunia lingkungan sosial.
Jadi siswa mengikuti pelajaran di sekolah untuk menuntut ilmu dan bukan untuk
mencari nilai yang menyebabkan siswa menghalalkan segala cara, seperti mencontek.
5. Tugas dan pekerjaan rumah
Untuk tugas dan PR yang saya inginkan adalah tugas yang tidak terlalu
membebani para siswa seperti tugas presentasi yang dapat memacu motivasi siswa
untuk belajar berbicara di depan kelas jadi, tidak terpaku pada materi maupun
penghapalan sehingga siswa dapat membuka wawasan berpikirnya.
6. Hubungan antar siswa
Sosialisasi antar siswa adalah yang paling penting karena dengan adanya
sosialisasi ini dapat membentuk kepribadian siswa, dan yang saya inginkan
adalah sosialisasi yang baik dan tidak
adanya geng-geng yang sering kali dikonotasikan kepada kelakuan jelek yang
membuat siswa malas belajar bukannya membentuk kelompok belajar sebagai wadah
bersama membangun motivasi pengetahuan siswa.
7. Bentuk ujian kelulusan
Untuk bentuk ujian kelulusan yang saya inginkan adalah kelulusan yang di
tentukan dari sekolah bukannya pemerintah, karena sering kali terjadi kejadian
tidak lulusnya siswa yang berpotensi karena hal yang sepele padahal di setiap
proses pembelajaran siswa tersebut mampu mengikuti pelajaran dan kebalikannya,
siswa yang malas belajar terkadang hasil ujiannya besar padahal ia hanya
menghitung kancing atau membayar kunci jawaban untuk mengisi lembar jawaban
ulangan, intinya bentuk ujian kelulusan berdasarkan hasil rapor siswa di
sekolah.
8. Harapan untuk pendidikan Indonesia ke depan
Harapan untuk pendidikan Indonesia, saya ingin pendidikan maupun kurikulum
indonesia seperti kurikulum findlandia yang memberlakukan tugas presentasi
untuk ulangan, seperti point ke tiga dan ke empat yang saya harapkan yaitu dapat
memacu motivasi siswa untuk belajar berbicara di depan kelas jadi tidak terpaku
pada materi maupun penghapalan sehingga siswa dapat membuka wawasan berpikirnya.
Serta saya ingin kurikulum pendidikan di Indonesia tidak membebani para siswa
sehingga siswa tidak mengeluh maupun malas untuk menuntut ilmu. Dan yang sangat
saya harapkan adalah para pelajar, anak bangsa serta generasi muda penerus
bangsa dalam proses pembelajaran, cobalah kita sama-sama kompetentif dan
menghindari upaya contek-menyontek, karena pada dasarnya kita sekolah untuk
mencari dan menuntut ilmu bukan untuk mengejar nilai. Itulah harapan saya
untuk pendidikan Indonesia ke depan.
Komentar
Posting Komentar